Malam masih melantunkan sajak dengan khusuk
Sementara Mentari mengoyak kedamaian sang malam mengernyit menahankan perih.
Keduanya senantiasa bergulat dan melumat satu sama lain
Seolah tidak ada yang kalah dari semua pergumulan
disaksikan sebongkah batu
meringis saat mentari membakar dan mengernyit dicengkeram dinginnya malam.
Kini seolah semuanya terhenti, saat keduanya letih
dan ketika sang batu terbatuk tak kuasa lagi menahan kantuk
Menjadi isyarat bagi keduanya tuk segera sadari kekeliruan
yang mungkin terjadi
Dan akhirnya senyum lebar mentari menguak pagi, sementara malam tersipu dan malu
Memulai kisah baru penuh cinta
saat malam memeluk erat mentari rebah dalam renjana
saat mentari bangunkan malam dengan hangat
saat sang batu pulas dalam kesendirian yang damai
lalu… dimanakah engkau… sahabatku..